TANJUNGPINANG, TRIBUN- Lagi-lagi pasangan kumpul kebo diamankan polisi, kali di sebuah kos di Jalan Potong Lembu. Dalam razia Multi sasaran yang dilaksankan Polsek Tanjungpinang Barat, sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (7/4) selain mengamankan pasangan kumpul kebo polisi juga mengamankan beberapa orang yang diduga preman.
"Razia multi sasaran ini kita gelar untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di Kota Tanjungpinang ini, agar kota ini selalu dalam keadaan kondusif," ujar Kapolres AKBP Suhendri melalui Pjs Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Syafrudin Anwar.
"Razia multi sasaran ini kita gelar untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di Kota Tanjungpinang ini, agar kota ini selalu dalam keadaan kondusif," ujar Kapolres AKBP Suhendri melalui Pjs Kapolsek Tanjungpinang Barat, AKP Syafrudin Anwar.
Dia mengatakan razia tersebut dipimpin langsung oleh dirinya dengan menurunkan sekitar 20 personil. Razia tersebut difokuskan di Jalan Potong Lembu, lantaran di lokasi tersebut, merupakan salah satu kawasan cukup ramai yang rawan dengan tindak kejahatan. Polisi memulai dengan melakukan pemeriksaan beberapa orang yang berkumpul yang diduga preman. Polisi mendapatkan 13 orang tanpa membawa identitas.
Setelah merazia preman, polisi melakukan pemeriksaan di beberapa tempat kos dan rumah kontrakan di Potong Lembu. Dan ketika memeriksa sebuah tempat kos, polisi berhasil menemukan seorang pria dan wanita yang tinggal dalam satu kamar tanpa dilengkapi dengan dokumen pernikahan.
"Mereka pasangan kumpul kebo karena tidak memiliki surat nikah, saat kita gerebek mereka dalam keadaan bangun tidur dan dari pengakuan mereka, mereka sudah beberapa bulan tinggal di tempat tersebut," ungkap Syafrudin.
"Mereka pasangan kumpul kebo karena tidak memiliki surat nikah, saat kita gerebek mereka dalam keadaan bangun tidur dan dari pengakuan mereka, mereka sudah beberapa bulan tinggal di tempat tersebut," ungkap Syafrudin.
Mereka yang terjaring kemudian dibawa ke Mapolsek di Jalan Sunaryo. Setelah dilakukan pendataan, polisi memberikan pembinaan dan mereka juga diminta untuk membuat surat penyataan tidak akan mengulang lagi perbuatan mereka. "Setelah kita lakukan pembinaan, mereka kita perbolehkan pulang," imbuh Syafrudin. (gas)
Sumber : http://batam.tribunnews.com